Sejarah Desa

 

Cikal Bakal Terbentuknya Desa Kemang Tanduk

Zaman dahulu kala ada sebuah dusun bernama SELEPUS yang lokasinya berada di TELANG tidak jauh dari Talang Mahantan ( Wilayah Desa Tanjung Menang ) yang di pimpin oleh KERIE JENANG kemudian di teruskan oleh Kerie SINTIK dan Kerie GENTAR.

Kerie GENTAR kemudian mengajak masyarakat SELEPUS untuk memindahkan pemukiman mendekati sungai / batang ahi RAMBANG dan menamakan hunian baru ini dengan nama Tanjung Dalam,  masyarakat yang pertama pindah pada masa inilah yang kemudian di kenal dengan istilah “ NYUSOK DUSUN”.

Pada masa lalu menurut sumber kami pemilihan seorang KERIE di lakukan dengan cara sederhana yaitu dengan sistem TUNGGOK-TUNGGOK’AN, calon Kerie berdiri di depan masyarakat yang setuju berdiri di belakang Kerie pilihan masing-masing dan pemenangnya adalah barisan yang terpanjang / banyak.

            Kerie dalam menjalankan kepemimpinanya di bantu oleh:

1.     Kepala Menyan

2.     Kepala Adat

3.     Malim

Sekitar tahun 1800an kala itu masih kekuasaan zaman kesultanan Palembang lantaran terjadi ketidak sepahaman antara masyarakat dengan kebijakan-kebijakan  kesultanan maka banyak orang memilih berdiam di hutan dan berkebun tanpa berhubungan dengan dunia luar.

Kurangnya Informasi dan sulitnya mendapatkan kabar dari dunia luar inilah membuat masyarakat merasa ketakutan atas aturan yang di keluarkan kesultanan Palembang.

Kemudian beberapa masyarakat memisahkan diri dari Desa Tanjung Dalam dan memilih hidup bertani dan berkebun ( be ume ) dan di antara beberapa masyarakat tersebut ada beberapa daerah hunian pertanian tersebut yang menjadi cikal bakal wilayah Desa Kemang Tanduk antara lain:

1.     Talang Kemang Tanduk.

2.     Talang Genting.

3.     Talang Pengadangan.

4.     Talang Babatan.

5.     Talang Cepake.

6.     Talang Anyar.

7.     Talang Limau.

8.     Talang Batean.

9.     Talang Sire.

10.  Talang Batin, dll.

Salah satu wilayah hunian  ( talang ) yang menjadi cikal bakal nama desa adalah Talang  Kemang Tanduk, nama ini di ambil dari buah asam  yaitu KEMANG  yang mempunyai  karakteristik unik berupa benjolan pada buahnya dan sedikit menyerupai tanduk dan tumbuh di tepian halaman talang.

Pada perkiraan Tahun 1953, PT. PERTAMINA  melakukan kegiatan pengeboran minyka bumi di wilayah setempat dan membangun jalan dari Simpang Pinang  ( Jalan Lintas Prabumulih-Muara Enim ) mengarah ke Tanjung Menang. Masyarakat yang berada tidak jauh dari jalan Pertamina ( di talang tersebut di atas ) satu persatu mulai membangun rumah secara permanen dengan mendekati jalan tersebut.

Masih menurut sumber kami, yang pertama kali membangun hunian ( talang genting ) dan sudah ada sebelum PT. Pertamina melakukan kegiatan pengeboran minyak bumi antara lain:

1.     Terakin

2.     Mat Yasan

3.     Nagadin

4.     Gemantan, dll

Seiring waktu Rumah demi rumah makin bertambah dengan menjadi Tiga bagian hunian masyarakat yang memanjang mengikuti alur jalan Pertamina, adalapun bagian-bagian tersebut dapat di sebutkan antara lain:

1.     Talang Kemang Tanduk               dengan ketua adat Bapak Jeharip

2.     Talang Genting                             dengan ketua adat Bapak Liadan

3.     Talang Batean                               dengan ketua adat Bapak Mat.Arap

 

Masyarakat dari bermacam talang-talang kecil sekitar jalan Pertamina yang ingin membangun rumah di tiga talang tersebut diwajibkan melapor secara adat masa lalu ke ketua talang dan biasanya mereka mendapat wejangan berupa etika bermasyarakat dengan tetangga semisal :

1.     Wajib mengikuti acara SEDEKA BETALANG.

2.     Wajib ikut serta dalam kegiatan gotong-royong betalang.

3.     Larangan mengambil / mencuri barang milik orang.

4.     Tidak boleh ribut lantaran anak-anak bertengkar.

5.     Dll.

Di  masing-masing hunian warga tersebut ada beridiri bangunan adat yang di namai PEREGUNGAN dengan fungsi sebagai wadah urun rembug masyarakat dan acara adat SEDEKA BETALANG.

Secara untuk SEDEKA BEDUSUN mengingat Kemang Tanduk yang manyoritas masyarakatnya adalah masyarakat Desa Tanjung Dalam masih tetap mengikuti acara Sedekah di Desa Tanjung Dalam.

a.   Asal Usul Masyarakat

Masyarakat Desa Kemang Tanduk berasal dari suku rambang keturunan dari :

1.     Puyang Aur.

2.     Jungan Mude / Daha Langet.

3.     Puyang Sandung.

4.     Puyang Siak Pengulu / Puyang Langkap.

5.     Puyang Rebia.

6.     Puyang Malin Dakdak.

7.     Puyang Samsu / Aeh Anak Jeheng.

8.     Puyang Marge Raye / Aeh Anak Jeheng.

9.     Puyang Serampu Lubok Setul.

10.  Puyang Baok / Tanjung Raman.

11.  Puyang Bitik / Puyang Genting.

12.  Puyang Lembak / Siak Parau / P.Telang

13.  Dst.

Masing-masing dari anak cucu Puyang-Puyang tersebut memiliki karakateristik dan logat bahasa yang berbeda satu sama lain atau dalam bahasa Daerah biasa di sebut dengan Peribase Rugok, dapat di sebutkan  di sini meski tidak begitu spesifik antara lain :

1.     Apal Dial.

2.     Apat Diat.

3.     Apam Diam.

4.     Ampam Diam.

5.     Ape Jie.

6.     Ampe Ndie

7.     Ape Die

8.     Hape Hie

9.     Apa Dea

10.  Ape Tie

11.  Rape Rie

12.  Gape Gie

Dan lain-lain yang tidak kami dapatkan dari nara sumber manapun.

Adapun guna dari “ PERIBASE RUGOK” ini salah satu kegunaanya adalah untuk menentukan garis keturunan / silsilah keluarga dan asal muaasal Puyang. Apabila dalam silsilah keluarga masih “Serogok Seperibase” maka ikatan kekelargaan masih erat dan sifat kegotong royongannya masih terjaga dengan baik, dan masing-masing rugok akan senantiasa menjaga menjaga nama baik rugok akan senantiasa menjaga nama baik RUGOK serta akan saling membantu apabila ada salah satu dari masyarakat RUGOK ini tampil memimpin atau menjadi pemimpin.

 

 

b.   Pemerintahan

Pada masa lalu Kemang Tanduk adalah salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari Desa Tanjung Dalam, Kemang Tanduk hanyalah berupa Dusun yang di pimpin oleh beberapa orang PENGGAWE / KEPALA DUSUN ( umumnya berdasarkan rugok atau peribase ) yang bertanggung jawab langsung kepada  seorang KERIE ( KEPALA DESA ) . KERIE bertempat tinggal di Desa Induk Tanjung Dalam.

Dari sejak berdiri sampai kemang tanduk memisahkan diri menjadi desa mandiri tercatat ada beberapa kepala desa  ( kerie ) yang pernah memimpin desa tanjung, antara lain :

1.     KERIE JENANG

2.     KERIE BITIK

3.     KERIE GENTAR

4.     KERIE TANDING

5.     KERIE MAT UNANG

6.     KERIE DEMASIR

7.     WINAN.R

8.     PJS. HUDIRMAN

9.     M.ISA

Pada tahun 1968 Dusun Kemang Tanduk secara administrasi menyatu di bawah pimpinan seorang PENGGAWE / KADUS dan menjadi bagian dari Pemerintahan Desa Tanjung Dalam dengan pembagian wilayah DUSUN III Kemang Tanduk.

            PENGGAWE / KADUS                                 MAT DOI

            LKMD                                                            SAIHUDAN

            KETUA RW I                                                 SYAHRIPUDIN

            KETUA RW II                                               M.YODAN

            RUKUN TETANGGA                                              

                                                                                    DASMAN YN

                                                                                    M.PIAN

                                                                                    GOSAIP

                                                                                    SAIROMAN

 

Ketika Kepala Desa Tanjung Dalam wafat maka pemerintahan di ambil alih oleh Sekretaris Desa Bpk. Hudirman Almarhum, dan merupakan sejarah baru seorang kepala desa berdiam di Dusun III Kemang Tanduk. Dimulai dari sinilah Aspirasi pemisahan diri melalui pemekaran desa berkembang menjadi wacana umum di tengah-tengah masyarakat Kemang Tanduk.

Berdasarkan pada niat dan keinginan untuk membawa Kemang Tanduk lebih baik di masa depan, masyarakat melakukan urun rembug  bersama guna menjadikan Kemang Tanduk desa mandiri dan tidak bergantung pada desa induk, dan pada masa Pemerintahan Desa Tanjung Dalam di bawah Kepala Desa Bpk.M.ISA masyarakat Kemang Tanduk mendapat legitimasi pemisahan diri untuk bergabung dengan Pemerintahan Kabupaten Kota Prabumulih.

Pada tanggal 03 November 2003 Kemang Tanduk resmi memisahkan diri dari desa induk dan berubah menjadi desa persiapan di bawah kendali Kecamatan Rambang Kapak Tengah Pemerintah Kota Prabumulih yang di resmikan oleh  walikota Bpk.Drs.Sudjadi MM.

Adapaun struktur pemerintahan desa masih di ambil alih oleh pegawai kecamatan dengan rincian sebagai berikut :

                        PJS.KEPALA DESA                          Bpk.ROMLI HOPIAH

                        SEKDES                                             Bpk.SARKONI

                        KAUR UMUM PEMERINTAHAN   Bpk.SARNUDI

                        KAUR TRANTIB                              Bpk.M.YODAN

                        KAUR KESRA                                   Bpk. HASRAN

                        KAUR KAPELNIS                             Bpk. SURYA DENI

                        KAUR PEMBANGUNAN                 Bpk.SARENSI

                        KADUS I                                            Bpk.GOSMAN

                        KADUS II                                           Bpk.BUDIMAN  YANTO

                        KADUS III                                         Bpk.M.SEDEN

                        KADUS IV                                         Bpk. SAIROMAN

                        KHATIF                                              Bpk.HARPIMAN

Selang beberapa tahun kemudian lantaran Pjs.Kepala Desa Bpk.Romli Hopiah mendapat tugas baru dari Pemerintah Kota Prabumulih dan mengabdi ke Palembang maka jabatan  pejabat sementara Kepala Desa di jalankan oleh Sekretaris Desa Bpk.Sarkoni.

Pemerintah ini bertahan hingga tahun 2008 lantaran desa depentif di bawah otoritas PEMKOT PRABUMULIH masih teganjal PERDA tentang adanya desa dalam wilayah perkotaan.

Kemudian berdasarkan kepada PERDA No.2 tahun 2007 dan peraturan Pemerintah Kota Prabumulih No.1 Tahun 2008 pada tanggal 30 Oktober 2008 masyarakat Desa Kemang Tanduk melaksanakan pemilihan Kepala Desa untuk pertama kalinya, pemilihan Kepala Desa ini di ikuti oleh generasi muda Kemang Tanduk antara lain :

1.     Bpk Surya Deni

2.     Bpk. Herawanto

3.     Bpk.Suwardi,SE

Dan Bpk.SUWARDI,SE tampil mejadi kepala desa depenitif pertama untuk Tanah Kemang Tanduk. Dengan pelantikan pada tanggal 23 Desember 2008 di Kecamatan Rambang Kapak Tengah oleh Pemerintah Kota Prabumulih yang di wakili oleh Bpk.WAWAKO Ir.RIDHO YAHYA. MM.

Dengan stuktur Pemerintahan Desa sebagai berikut :

Badan Permusyawaratan Desa

KETUA                                                           Bpk.DIDI PARMANSYAH,S.Pd

WAKIL KETUA                                            Bpk.HARDIANTO

SEKRETARIS                                                Bpk.HADI YOLANDA

ANGGOTA                                                     1. Bpk.SONI AWARI

                                                                        2. Bpk.JULI ERWANTO

KEPALA DESA                                             Bpk.SUWARDI, SE

SEKDES                                                         Bpk.SARKONI

KAUR UMUM PEMERINTAHAN               Bpk.HELLEN KASMAR

KAUR TRANTIB                                          Bpk.EDI PARWANSYAH

KAUR KAPELNIS                                         Bpk.SURYA DENI

KAUR PEMBANGUNAN                             Bpk SUHARTO

KAUR  KESRA                                              Bpk.JUARSA

KADUS I                                                        Bpk.GOSMAN

KADUS II                                                       Bpk. BUDIMAN YANTO

KADUS III                                                     Bpk.M.YANTO

KADUS IV                                                     Bpk. HERWANSYAH

P3N                                                                 Bpk.WARMAN.CH

LEMBAGA ADAT                                        Bpk.SURYAMAN

 

KETUA                                                           Bpk.AGUS DIANTO, S.Pd

WAKIL KETUA                                            Bpk. YUSRA DELI

SEKRETARIS                                                Bpk.ENI LASTA

ANGGOTA                                                     1.   Bpk.EFRAN DEWA

                                                                        2.   Bpk.JHON FAISOR

3      Bpk.SARDIANTO

4      Bpk.DIDI PARMANSYAH, S.Pd

 

 

 

KEPALA DESA                                             Bpk.ADI DARMINTO, A.Md

SEKDES                                                         Bpk.SARKONI, SH

KASI PEMERINTAHAN                              Bpk.SONI AWARI

KASI PEMBANGUNAN                               Bpk.HADI YOLANDA, ST

KASI KESEJAHTERAAN                            Bpk.MARTODI

KAUR ADM                                                   Bpk YUNARTI, SH

KAUR  KEUANGAN                                     Bpk.ANDIKA TRIADI, SE

KAUR UMUM                                               Bpk.INDIRANSYAH

BENDAHARA                                               Bpk.HERLIN SAGITA

KADUS I                                                        Bpk.ALI KARMANTO

KADUS II                                                       Bpk.SUBIRMAN

KADUS III                                                     Bpk.SATRA DINOTO

KADUS IV                                                     Bpk.SARENSI

P3N                                                                 Bpk.WARMAN.CH

LEMBAGA ADAT                                        Bpk.SURYAMAN

 

 

KEPALA DESA                                             Bpk.ADI DARMINTO, A.Md

SEKDES                                                         Bpk.MARTODI

KASI PEMERINTAHAN                              Bpk.SONI AWARI

KASI PEMBANGUNAN                               Bpk.HADI YOLANDA, ST

KASI KESEJAHTERAAN                            Bpk.TORIUS IMANUDIN

KAUR PERENCANAAN                              Bpk SATRA DINOTO

KAUR  KEUANGAN                                    Bpk.INDRIANSYAH, S.Kom

KAUR UMUM                                               Bpk. HERLIN SAGITA   

Staff                                                                Ibu. YUNARTI, SH

Operator                                                          Bpk. SUPRIADI, S.Kom

KADUS I                                                        Bpk.ALI KARMANTO

KADUS II                                                       Bpk.SUBIRMAN

KADUS III                                                     Bpk. ANDIKA TRIADI, SE

KADUS IV                                                     Bpk.SARENSI

P3N                                                                 Bpk.WARMAN.CH

LEMBAGA ADAT                                         Bpk.SURYAMAN

 

 

KEPALA DESA                                             Bpk.ADI DARMINTO, A.Md

SEKDES                                                         Bpk.INDRIANSYAH, S.Kom

KASI PEMERINTAHAN                              Bpk.SONI AWARI

KASI PEMBANGUNAN                               Bpk.HADI YOLANDA, ST

KASI KESEJAHTERAAN                            Bpk.SUBIRMAN

KAUR PERENCANAAN                              Bpk SARENSI

KAUR  KEUANGAN                                     Bpk.SUPRIADI, S.Kom

KAUR UMUM                                               Bpk. ALI KARMANTO

Staff                                                                Bpk. ALDRIN ARISKO,S.Ak

Staff                                                                Ibu. OLINDA ARIANTI

Staff                                                                Ibu. ELVIN CERIS MAYANA, A.Md

Staff                                                                Ibu. MITA PRATIWI, S.Kom

Staff                                                                Ibu. DEVA ALATAGIA FETRIN

KADUS I                                                        Bpk. YAYAN HARYANTO

KADUS II                                                       Bpk. ETOM  PERDIANO

KADUS III                                                     Bpk. HERDIANSYAH

KADUS IV                                                     Bpk.TORIUS IMANUDIN

KADUS V                                                       Bpk.NOPRI APRIANSYAH

P2UKD                                                            Bpk.WARMAN.CH

LEMBAGA ADAT                                          Bpk.SURYAMAN

KETUA LPM                                                  Bpk.SARNUDI

 

 

 

KETUA                                                           Bpk.ARWADI

WAKIL KETUA                                            Bpk. HENDI PRASTIO, S.E

SEKRETARIS                                                Bpk. TRIA AYU MIRANDA

ANGGOTA                                                     1.   Bpk.WIBO SAPUTRA

                                                                        2.   Bpk.YUSLELI

3      Bpk.DELI MARYANTON

4      Bpk.SADI ARDEMAN

STAFF                                                            1.   Bpk. NIKI NIPALNI BARISKI

 

 

c.       Bidang Pendidikan

Pada zaman dahulu manyoritas masyarakat masih buta huruf latin dan belum memahami secara benar tentang penanggalan, semua kegiatan pertanian dan acara adat hanya berdasarkan pada musim  dan penanggalan Bulan Arab ( bulan cungk’an ).

Perjanjian-perjanjian antara masyarakat dan masyarakat lain hanya cukup memakai huruf lama / surat ulu seperti ejaan KE, GE dan ME. Semisal untuk menentukan tanggal pernikahan kedua belah pihak biasanya menggunakan “ SIRAT TALI “ pada saat musyawarah atau “ NYENGOK’I RASAN “, kedua pihak calon besan sama-sama membuat tali yang di ikatkan ( di bukulkan ) kumudian jumlah  bukul tersebut harus sama setiap hari pula bukul tali harus di buka satu persatu  hingga bukul yang terahir, maka pada hari tersebut di langsungkan pernikahan.

Sekolah pertama di Talang Kemang Tanduk lama ( tidak jauh dari desa sekarang ) pada tahun 1952 bernama SEKOLAH PEMBERANTASAN BUTA HURUF (SPBH ), dengan tenaga pengajar antara lain :

1.     Bpk.SUANIDIN

2.     Bpk.CEK MEGANG

3.     Bpk.SENAN

Ketika masyarakat dari beberapa talang pindah mendekati jalan Pertamina pada periode 1953 lantaran belum ada gedung sekolah tetap, kebanyakan masyarakat bersekolah di desa tetangga seperti di Tanjung Menang dan Tanjung Raya. Pada tahun 1958 / 1959 masyarakat membangun gedung sekolah secara swadaya dengan bergotong royong yang di pimpin tokoh masyarakat Bpk.Jeharip Alm.

Namun tetap saja Sekolah Kemang Tanduk berada di bawah naungan sekolah induk di Tanjung Raman, dengan tenaga pengajar / guru :

1.     Bpk.M.ADAM ( guru tiga zaman )

2.     Bpk MULYAN

3.     Bpk ALI HANAFIA,dll

Seiring waktu bangunan sekolah yang di pakaipun mengalami kerusakan dan masyarakat kembali berinisiatif membangun kembali gedung sekolah baru dengan lokasi tempat sekolah saat ini.

Hibah tanah sekolah dari :

a.     Bpk.SANAN

b.     Bpk.RIAGUS

Tak lama berselang tepatnya pada tahun 1975 Sekolah yang di bangun secara swadaya ini di resmikan menjadi SEKOLAH DASAR  NEGERI 188 Kabupaten Muara Enim dengan tenaga pengajar tetap

            KEPALA SEKOLAH                                     Bpk.SUROSO

            GURU                                                             Bpk.M.ADAM

                                                                                    Bpk. MULYAN

                                                                                    Bpk.ALI HANAFIAH

Dan ketika Desa Kemang Tanduk resmi menjadi bagian Otoritas dari Pemerintahan Kota Prabumulih maka sekolah di maksud pun berubah lagi menjadi SDN 65  Kota Prabumulih dengan Kepala Sekolah :

1.     Bpk Edy Wiyono

2.     Ibu Sumiati

d.   Adat  Istiadat Lama ( Adat Care Bahi )

1.              MINGGAT

Adat istiadat minggat ini sampai sekarang masih seiring di jalani oleh muda-mudi Desa Kemang Tanduk dan sekitarnya.

Cara-cara Minggat

a.     MINGGAT TERANG

Sebelum pasangan muda-mudi tersebut melakukan minggat atau bejalan kedua orang tua sang gadis di beri tahu oleh pihak ketiga ( keluarga jauh atau muda-mudi itu sendiri ).

b.     MINGGAT MALING

Pasangan muda-mudi tidak lagi memberi tahu kepada siapapun perihal niatan minggat tersebut, dan minggat ini apabila pihak keluarga perempuan terlebih dahulu tau maka dapat di gagalkan dan atau di tunda dengan perjanjian-perjanjian.

Tata cara minggat :

Pasangan muda-mudi berangkat minggat dengan salah satu cara  diatas dan meninggalkan tanda berupa keris ( besi ) atau surat pemberitahuan kepada keluarga, lalu pasangan  tersebut selekasnya menuju kepala pemerintahan setempat dan Atau P3N ( Khotib ) guna mendapat legalitas minggat untuk di proses.

Pemerintah yang mendapat ember dari pasangan muda-mudi tersebut dengan segera memberi kabar minggat ini kepada pihak keluarga perempuan ( gadis ).

Biasanya pihak keluarga laki-laki dengan membawa surata dari pemerintah setempat ( yang memproses minggat ) menghaturkan permohonan maaf kepada keluarga perempuan /gadis.

 

Betandang Pertama

Adapun inti dari BETANDANG PERTAMA pihak laki-laki adalah guna memberi kabar bahwasannya  anak gadis yang telah di bawa MINGGAT oleh kerabat mereka ( pihak laki-laki ) dalam keadaan selamat dan berada dalam naungan serta tanggung jawab penuh pihak laki-laki. Dengan membawa sirih saputangan ( sihe saputangan ), juada, dan lain-lain sesuai keikhlasan keluarga laki-laki.

Dalam pembicaraan ini kedua belah pihak mencari mufakat guna menentukan hari pelamaran resmi serta menanyakan permintaan dan keberatan, dalam bahasa lama permintaan ini sering di sebut “ JUJUR “ atau “ PINTEAN “ atau “ KEKENDAAN”.

 “ JUJUR “ ini dalam kebiasaan adat lama berbupa :

1.     Besi atau KERIS.

Sebagai ganti dari anak gadis yang akan keluar dari rumah orang tua ( penggadesan ) dan dalam bahasa lama di sebut juga “ simbang lunggo “.

2.     Emas dan atau perhiasan sejenisnya.

3.     Uang.

4.     JALUKAN / pisau garpu dan atau sejenisnya

Biasanya di berikan kepada sauara laki-laki dari ibu sang gadis sesuai dengan jumlah saudara laki-laki dari sang ibu tersebut.

5.     Barang-barang lain yang menurut kesepakatan.

Betandang II

Betandang kali ke dua ini lumrah di sebut dengan julukan “ NGANTATKAN KEKENDAK’AN “ atau ngambek sirat tali

Pada kali kedua ini keluarga sang laki-laki datang dengan membawa :

1.     Lemang juada ( makanan khas sejenis dodol dan padi ketan ).

2.     Sekapur sirih ( pesirean ) atau sapu tangan ( SIHE SAPU TANGAN ).

3.     Kekendak’an / JUJUR sesuai dengan permintaan keluarga dan gadis yang di lamar yang telah di sampaikan pada saat betandang pertama.

Pada betandang kedua ini kedua belah pihak berbmusyawarah untuk sama-sama mencari hari yang baik guna melaksanakan prosesi pernikahan muda-mudi di maksud.

Rasan Tue

Orang tua dan pihak dari laki-laki datang kepada pihak keluarga perempuan guna menyampaikan niat untuk melamar sang anak gadis, dalam hal ini permintaan keluarga laki-laki dapat saja di tolak dengan berbagai alasan yang memungkinkan pihak laki-laki dapat memakluminya sebagai alasan yang tidak di buat-buat.

Apabila permintaan pelamaran dapat di terima maka prosesny berlanjut seperti cara-cara di atas.

 

Kekampi

Meurut adat marga rambang yang menjadi penerus dalam rumah tangga ( Penyambong Jurai ) adalah anak laki-laki tertua dalam keluarga. Apabila dalam garis keturunan keluarga tidak ada anak laki-laki yang di maksud maka untuk penerusan waris keluarga ( Penyambung Jurai ) dapat di lakukan dengan adat kekampi.

Kekampi ini menurut jenisnya ada tiga cara :

 

 

1.     Kekampi Penuh

salah satu anak perempuan yang akan menjadi penerus keturunan menikah dengan adat kekampi dan sang suami dari anak perempuan di maksud tersebut tidak di kenakan “ JUJUR “ atau kekendak’an sama sekali. Ketika meninggalpun sang suami di makamkan di pemakaman keluarga istri sejajar dengan penerus generasi / penyambung jurai keluarga besar sang istri.

2.     Kekampi Hidup

Pernikahn inipun tidak ada permintaan “ JUJUR “ , anak  perempuan ( penyambung jurai ) hidup  bersama dengan orang tua dan sang suami sampai mereka mendapat keturunan laki-laki ( yang telah di sunat ) dan di serahan kepada keluarga yang di sambung jurai. Setelah prosesi di maksud selesai maka selesailah sudah tugas sang suami menjadi kekampi hidup selanjutnya sesuai kesepakatan maka hukum kekampi hidup berubah menjadi hukum perkawinan sebagaimana biasa.

3.     NGIRING

Hampir sama dengan hukum kekampi yakni sang suami ikut istri mengurus rumah tangga dan orang tua sang istri hanya saja mempunyai batas-batas yang telah di tentukan sesuai kesepakatan, biasanya tugas NGIRING hanya sebatas salah satu dari saudara sang istri berumah tangga dan tugas ngiring  otomatis  seleai. Setelah tugas ngiring berakhir suami dan istri keluar dari rumah orang tua istri dengan tanpa membawa apa-apa terkecuali ada pemberian mertua sesuai musyawarah keluarga.

 

e.   Kepercayaan / Sedekah Adat

Zaman dahulu masyarakat Desa Kemang Tanduk mempunyai adat istiadat beruap kepercayaan yang lebih menyerupai kepercayaan Agama Hindu berupa pemujaan-pemujaan terhadap dewa lam ghaib dan roh-roh pendahulu yang telah meninggal dunia yang menjadi sentral penjaga kehidupan namun lebih mendekati ajaran-ajaran islam.

Di antara adat budaya  tersebut antara lain :

1.     Sedeka Betalang

Pada masa lalu Masyarakat Kemang Tanduk setiap tahun  mengadakan SEDEKA BETALANG  yang di ikuti oleh segenap masyarakat yang bermukim dan hidup Kemang Tanduk. Kegiatan ini di laksanakan dengan dana ( berupa beras, bambu, alat dapur dan uang ) yang di sumbangkan oleh masyarakat dan bertujuan untuk mensucikan Desa  serta perwujudan rasa syukur masyarakat atas nikmat yang telah di rasakan pada tahun tersebut.

Pada waktu sedeka betalang selesai dilakukan masyarakat desa mendapat air jeruk nipis ( limau langer ) guna untuk di usapkan kebagian  badan tertentu dengan tujuan membersihkan diri dari segala macam gangguan arwah dan roh ghaib, air jeruk nipis ini juga di semburkan pada bagian rumah dan lain-lain juga dengan maksud yang sama.

Setelah prosesi acara  SEDEKA BETALANG ini selesai ada beberapa pantang yang harus di patuhi oleh masyarakat selama 3 hari antara lain:

a.     Tidak boleh memanjat pohon, atap rumah dan lain seagainya.

b.     Tidak boleh memikul beban, memanggul keranjang ( ambung, kinjah ) di tengah dusun.

c.     Tidak boleh bernyanyi, menari dan bersiul, dan lain-lain.

2.     Sedekah Petang

Sedekah ini di lakukan oleh masing-masing kepala keluarga dengan waktu pelaksanaan kapan saja dan waktu pelaksanaannya hampir menyamai sholat maghrib yaitu pada saat matahari terbenam.

3.     Sedekah Pagi

Sedekah ini di lakukan setahun sekali sehabis panen padi ( ngetam padi mengarah pada perwujudan rasa syukur atas rezeki yang telah di dapat hasil berkebun ( ladang padi ).

4.     Sedekah Penunggu

Sedekah ini di lakukan oleh sebagian masyarakat yang di percaya mempunyai “ penunggu “ , biasanya penunggu ini dapat di ramalan sang dukun.

5.     Sedekah Netak Galang / Memutus Halangan

Sedekah ini di lakukan sebagai bentuk pemutus halangan  ( kesialan ) dan di laksanakan secara berkala dimulai prehitugan dari awal berumah tangga 7 tahun, 14 tahun, 20 tahun, 23 tahun.

 

 

6.     Mbajek’i atau Perbaikan

Mbajek’i dapat di artikan memperbaiki kuburan leluhur  ( ninek puyang ) sekaligus memasang  nisan / mijan, hanya di lakukan satu kali dalam  generasi ( Gilih ).

Syarat-syarat mutlak yang di patuhi ketika akan melakukan prosesi mbajek’i antara lain:

a.     Anak cucu dari silsilah yang akan Mbajek’i  melakukan musyawarah terlebih dahulu.

b.     Seluruh anak cucu dari leluhur yang akan di mbajek’i sudah harus meninggal dunia pada saat prosesi Mbajek’i di laksanakan.

c.     Tempat pelaksanaan Mbajek’i berdasarkan pada kesepakatan keluarga besar.

7.     Ketimbang

Di laksanakan di samping rumah pada pagi hari ditanggal 13 pada penanggalan Hijriah / Arab ( bulan cungak’an ).

Macam-macam ketimbang:

a.     Ketimbang Pintean

Di ketahui sianak sakit lalu mendapat peramalan dari sang dukun.

b.     Ketimbang Sangi / Nazar

Ketimbang yang memang dengan sengaja di niatkan oleh orang tua kala sang anak lahir.

Ketimbang di lakukan kapan saja dan minimal sebelum  sang anak ( laki-laki maupun perempuan ) melakukan prenikahan.

8.     Sedekah Untuk Berladang ( Be Ume )

Zaman dahulu di masyarakat ada semacam pantangan-pantangan ( pemalian ) yang dapat mengganggu pemilik ladang, untuk menghindari gangguan dan sekaligus  meminta keselamatan dari roh penunggu hutan dan sebagainya itu maka di lakukanlah sedekah.

a.     Sedekah sebelum mulai pembukaan lahan ( sebelum nebas ).

b.     Sedekah sebelum mulai penebangan ( nebang ).

c.     Sedekah sebelum mulai menanam padi / nugal ( nculek beneh ).

d.     Sedekah apam ( setelah semua padi tumbuh rata ).

e.     Sedekah sebelum memulai panen padi ( ngebat ).

f.      Sedekah ketika selesai panen ( sedekah padi anyar ).

9.     Sedekah Pisang Emas

Sedekah semacam ini hanya di lakukan denga perelakuan khusus  dan tidak semua orang melakukanya.

Alat sedekah biasanya berupa pisang emas 7 biji dan telur ayam kampung satu buah, pisang emas 40 biji dan telur 7 buah dan sebagainya.

10.  Gawi Manggil / Hajatan

Pengkhitanan ( besunat ) secara bersama-sama di lakukan di balai desa, seluruh masyarakat dan pemerintah bahun membahu kegiatan besunat ini. Semua kesenian adat di tampilkan pada acara puncak besunat dan mengundang desa tetangga sebagai seni adat pembanding.

11.  Serta bermacam-macam adat sedekah yang tidak  kami tuliskan di sini lantran terlalu rumit untuk di jelaskan  serta tidak ada nara sumber yang mengerti dengan pasti tujuan dan kegunaan dari sedekah tersebut.

Nama dan sebutan sedekah antara lain :

a.     Sedekah ke gunung.

b.     Sedekah ke laut.

c.     Sedekah ke hutan / dahat.

d.     Sedekah ke puyang / melikat ( makam leluhur).

12.  Apabila ada orang yang sedang sakit dan tidak kunjung sembuh atau ada hal-hal yang di anggap aneh dan di luar kebiasaan maka masyarakat bersangkutan kan melakukan beberapa hal ( dengan perantara orang pintar / dukun ) yang di anggap sebagai sarana pencarian akar kenapa permasalahan tersebut bisa terjadi

a.     Mimpikan Sirih ( Sihe )

Meminta di ramal oleh orang pintar ( dukun ) melalui media daun sirih, biasa di sebut dengan mimpikan sihe.

b.     Betenong / Beluhonan

Dengan syarat-syarat secukupnya seperti buah kelapa, telur ayam kampung dan lain-lain, media yang di pakai adalah sebatang kayu menye-manye yang berbentuk seperti tongkat dan di ukur  denga seukuran rentangan tangan ( depe ).

c.     Njalani

Cara ini dilakukan dengan memanggil atau memasukan roh orang yang sudah meninggal ( arwah ninek puyang ) dsb, dan menanyakan langsung permasalahan yang sedang di hadapi kepada roh yang di panggilin tersebut.

PAKAIAN ADAT

Laki-laki

Zaman dahulu laki-laki di wajibkan memakai sarung ( tajung), sementara untuk acara resmi memakai pakaian adat palembang. Celana panjang andam tajung, baju kemeja ( telok belange ).

Perempuan

Memakai songket baju beludru, kapak sangko dan pending ampak-ampak.

 

g.       Seni Budaya

Seni tari dan bela diri

1.     NGIGAL

Tari yang menyerupai gerakan bela diri dengan memakai tombak ( kujur ), jumlah penarinya genap. Biasa di gunakan untuk menyambut tamu kehormatan.

2.     PENCAK

Sejenis ilmu bela diri

a.     Sambut buang

Seni bela diri dan gerakan tubuh untuk bertahan dan melawan musuh yang sebenarnya.

b.     Buka’an

Berupa tarian yang memperlihatkan keindahan dan kekompakan gerakan silat bela diri.

Semua seni bela diri ini pada masanya adalah untuk memperlihatkan kekuatan desa serta untuk menjaga tetamu dari segala jenis gangguan keamanan.

3.     TARI TANGGAI

Berupa tarian masal yang melibatkan laki-laki dan perempuan, semua penari memakai pakaian adat palembang sementara penari perempuan memakai tanggai ( semacam kuku buatan ) yang di pakai pada jari tangan, penari berbaris memanjang dan berhadap-hadapan antara laki-laki dan perempuan. Utamanya tarian ini juga di gunakan untuk acara penyambutan tamu kehormatan.

Semua rangkaian seni tari dan bela diri ini di iringi dengan musik gamelan yang di mainkan oleh masyarakat dengan masing-masing tembang yang berbeda.

Macam permainan dan olahraga masa lalu yang dapat kami sebutkan disini namu tidak di jelaskan secara rinci antara lain:

1.     Becipak  menggunakan kayu / kulit labi-labi.

2.     Gasing ( sejenis kayu yang di bentuk ) di putar dengan tali.

3.     Pata Lilir.

4.     Adang-Adangan ( Garis Tanah ).

h.      Pengaruh Agama Islam

Tidak di ketahui dengan pasti kapan pengaruh agama islam mulai masuk perlahan-lahan mengubah pola serta tata cara kehidupan masyarakat kemang tanduk, serta Khotib/ P3N pada masa itu masih berada di desa induk desa tanjung dalam, di mungkinkan juga dari narasumber ilmu yang didapat oleh pemuda yang pulang dari rantau dan lain-lain.

Pengajian pertama kali di kemang tanduk di adakan pada kira-kira tahun 1965 dengan tenaga pengajar Bpk.AZAN Alm ( PAK ROHANA ) dari Prabumulih, dengan menempati Balai Adat / Peregungan, perjanjian ini hanya bertahan selama satu tahun. Ditahun 1975 dengan gotong royong masyarakat membangun langgar pengajian sederhana berbentuk seperti rumah panggung dengan lantai dari bilah bambu di atas tanah milik Bpk Liani dan Bpk.Liasan.

Pengajian ini kemudian di koordinir oleh Bpk.H.YUSMAN ( P3N Desa Tanjung Dalam ), dengan tenaga pengajar

1.     Bpk.HUDIRMAN alm

2.     Bpk. SAHARIPUDIN

Lalu diperjalanannya tugas mengajar agama islam di lanjutkan oleh generasi yang lebih muda antara lain:

1.     Bpk.MAT GONI

2.     Bpk. GOSANAN, dll

Barulah pada tahun 1991/1992 masyarakat Desa Kemang Tanduk bergotong royong membangun masjid di atas lahan hibah Bpk.JUHER, alm dengan nama MASJID AL-HIKMAH dan pada tahun 2005/ 2006 masyarakat dusun Batean juga mendirikan MASJID AL-IKHLAS.

i.        Beberapa Hukum Adat

Pantangan Bedusun

1.     Tidak boleh menjemur rumbai (daun pembuat tikar ) di tengah pemukiman warga.

2.     Tidak boleh menjemur padi ( njemoh padi ) di tengah pemukiman warga.

3.     Mencuci buah nangka ke sungai ( mbaso bua nangke ).

4.     Menghentak-hentakan kaki sambil berbaring ( nedong-nedong ) di Balai Adat / Peregungan.

Pensucian Diri

Kebanyakan media yang di pakai adalah irisan jeruk nipis yang telah di jampi-jampi orang pintar ( dukun ) lalu jeruk tersebut di rendam air dan di usapkan pada tubuh dengan tujuan untuk membersihkan diri dari dan menghindari gangguan dari arwah / roh ghaib.

 

Hukum

Hukum adat juga disebut dengan UNDANG-UNDANG SELIMBUR CAYE, atau juga UNDANG-UNDANG BELALANG GAMBEH dengan pengertian TANGAN SALA DI TETAK ( di potong ). Sementara hukuman bagi orang yang telah mencemarkan ( mengotori dengan perzinahan dll ) nama baik dusun maka orang orang tersebut di wajibkan memotong seekor kambing bewarna hitam dan mendapat bintik putih di kepala ( ulung sulang ).

 

Nuhun Mandi

Nuhun mandi ini adalah untuk mensucikan anak sebelum di bawa ziarah ke makam leluhur, biasanya tempat nuhun  mandi adalah pemandian warga ( pengkalan ).

Balek Andun Sedekah

Anak laki-laki sebelum melakukan prosesi bersunat dan melaksanakan pembacaan dua kalimat syahadat haruslah di antar bermalam kerumah kakek ( orang tua dari ibu ) dengan membawa makanan ( lemang juada ), pada keesokan harinya di ajak berziarah ke makam leluhur dan sore harinya melakukan pemotongan rambut.

Kata-kata untuk mengungkapkan kesalahan yang sangat fatal

Ø  Kebendon

Ø  Keserek’an

Ø  Kualat

Seperti karma karena melawan orang tua, saudara kandung dll

Ø  Sumpah

Untuk pemecahan permasalahan yang tidak dapat di selesaikan dengan jalan musyawarah maka hukum adat berupa BESUMPA, bagi yang melanggar akan dapat sanksi berat dari tetua adat.

 

j.        Letak Wilayah Dan Kependudukan

Secara geografis letak Desa Kemang Tanduk adalah perbatasan Kecamatan Rambang Kapak Tengah dan Kecamatan Prabumulih Barat, dengan batas-batas antara lain :

            Utara                                       Kelurahan Tebing Tanah Putih Kec. Pbm Barat

            Selatan                                    Desa Karya Mulia Kec.RKT

            Barat                                       Kelurahan Tebing Tanah Putih Kec. Pbm Barat

            Timur                                      Desa Tanjung Menang Kec.PBM Selatan

 

Populasi Penduduk Kemang Tanduk Per Bulan Juli Tahun 2024 :

            491      Kepala Keluarga

            866      Laki-laki

            921      Perempuan

Mata pencaharian mayoritas masyarakat Desa Kemang Tanduk adalah petani pekebun ( karet ).

 

 

 

II.2.  Peta dan Kondisi Umum Desa

A.    Kondisi Geografis

Desa Kemang Tanduk merupakan salah satu dari 12 Desa yang berada di Kota Prabumulih. Secara administrasi letak Desa Kemang Tanduk yakni :

 

·       Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tebing Tanah Putih PBM Barat

·       Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Desa Karya Mulia Kec.RKT

·       Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tanjung Menang Kec.PBM Selatan

·       Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tebing Tanah Putih PBM Barat

 

Desa Kemang Tanduk  terletak di ketinggian 10 – 100 Mdpl dengan tipologi wilayah dataran rendah. Desa Kemang Tanduk  memiliki luas wilayah ± 25 KM2 terdiri dari 5 Dusun yang masing-masing dusun dikepalai oleh seorang Kepala Dusun. Jarak Desa Kemang Tanduk  ke Ibukota Kecamatan sekitar 18 KM dengan jarak tempuh dengan menggunakan kendaraan sekitar 45  menit. Jarak ke Ibu Kota 16 KM dengan jarak tempuh menggunakan kendaraan umum sekitar 30 Menit.

 

Secara geografis wilayah Desa Kemang Tanduk  terdiri dari dataran. Infrastruktur umum yang ada di Desa Kemang Tanduk  terdiri dari jalan desa (merupakan jalan Kota), jalan desa, jembatan, PAUD, Sekolah Dasar,Sekolah Menengah Pertama, Puskesmas Pembantu ( Pustu ), Polindes, Balai Rakyat, Balai Serbaguna, Lapangan Futsal, Lapangan Volly, Lapangan Basket,  masjid, dll.

 

B.    Kependudukan

Penduduk Desa Kemang Tanduk  berjumlah 1.787 Jiwa  yang terdiri dari 921 Perempuan dan 866 Laki-laki, tergabung dalam jumlah Kepala Keluarga 491 Kepala Keluarga

 

C.    Tingkat Pendidikan

Dalam hal bidang pendidikan, masyarakat Desa merupakan masyarakat yang sangat menyadari arti penting suatu Pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal, di Desa Kemang Tanduk  terdapat sarana pendidikan baik dari Pemerintah maupun dari swadaya masyarakat, sarana yang ada misalnya :

                                                 

Sarana Pendidikan

Status

Jumlah

TK/PAUD

Swasta

1 (Pemerintah)

SD/MI

Negeri

1 (Pemerintah)

SMP/MTS

Negeri

1 (Pemerintah)

 

Anak Usia Sekolah untuk tingkat Pendidikan  tersebut diatas semuanya 99 % menuntut pendidikan disekolah tersebut diatas, dengan keterbatasan, Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, dan menghasilkan alumni pelajar yang cukup berpotensi, sekaligus menghasilkan dan menggali potensi sumber daya manusiayang minimal tidak buta huruf.

 

D.    Mata Pencaharian

Berdasarkan data Tahun 2021 mata pencaharian penduduk Desa Kemang Tanduk terdiri dari :

-       Pegawai Negeri Sipil                          :    14 Orang

-       TNI/ POLRI                                        :      7 Orang

-       Karyawan Swasta                               :    94 Orang

-       Wiraswasta/ Pedagang                        :    41 Orang

-       Petani                                                  :  717 Orang

-       Pertukangan                                        :      1 Orang

-       Dinas Kesehatan dan Perawat            :    11 Orang

-       Pensiunan                                            :      1 Orang

-       Dll                                                       :    52 Orang

Dengan kondisi wilayah yang luas dan merupakan  daerah yang cocok untuk perkebunan karet masyarakat Desa Kemang Tanduk secara umum bermata pencaharian sebagai petani dengan komoditi yang dihasilkan berupa karet. Sebagian kecil yang berprofesi sebagai pedagang, pegawai, dll.

 

II.3. Kelembagaan Desa

           

Struktur Organisasi dan Tata Kelembagaan Desa Kemang Tanduk terdiri dari Pemerintah Desa, Perangkat Desa, dan Kepala Dusun. Selain itu, di Desa Kemang Tanduk juga terdapat lembaga kemasyarakatan yang dibentuk untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembangunan di Desa.

Struktur organisasi Pemerintahan Desa Kemang Tanduk yakni :

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar